Kamis, 29 Maret 2012

STEREOTIPE TOKOH MAGDALENA DALAM NOVEL MAGDALENA
KARYA MUSTAFA LUTFI EL-MANFALUTHI
Kajian Feminis Ideologis



RUMUSAN MASALAH
Apakah stereotipe yang melekat pada tokoh Magdalena?
TUJUAN
Memaparkan bagian di dalam novel Magdalena yang menggambarkan stereotipe pada tokoh Magdalena


ANALISIS PEMBAHASAN
Sinopsis
Novel Magdalena merupakan novel karya Mustafa Lutfi El Manfaluthi dengan judul asli Al Majdulin yang ditulis dalam bahasa Arab. Mustafa Luthfi El Manfaluthi menyadur novel karya Alphonse Karr dengan judul Sous les Tilleus yang ditulis dengan bahasa Prancis. Novel Magdalena kemudian menjadi semakin terkenal sampai ke Indonesia ketika novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” milik HAMKA dituduh sebagai plagiat buku Al Majdulin karya Al Manfaluthi.
Novel Magdalena yang diterbitkan oleh penerbit Nuun pada Juli 2008 ini mengisahkan kehidupan percintaan seorang gadis bernama Magdalena dengan Stevan. Gadis tersebut mengenal Stevan pertama kali ketika Stevan menyewa kamar di rumah orangtua Magdalena. Kemudian, timbul rasa kasih dan sayang di antara mereka berdua. Tetapi karena Stevan adalah pria miskin yang dibuang oleh keluarganya, maka Magdalena memilih menikah dengan Edward yang merupakan sahabat Stevan.
Edward kemudian mati bunuh diri karena kemalangan-kemalangan hidup akibat tabiat buruknya yang suka berjudi. Magdalena pun berharap dapat menjalani sisa hidupnya dengan Stevan. Tetapi Stevan belum bisa memaafkan pengkhianatan Magdalena, akhirnya wanita itu memutuskan untuk bunuh diri.


Stereotipe Tokoh Magdalena
1. Magdalena digambarkan sebagai seorang gadis yang mencintai pria hanya karena sifat lahiriah pria tersebut. Maka dari itu, Magdalena tidak menyukai Stevan karena lelaki tersebut sangat buruk lahiriahnya. Terlihat dari kutipan,


“…pemuda itu tidak tampan dan juga tidak memikat hati, malah wajahnya tampak kasar dan tidak ramah. Orang tidak akan tertarik jika melihatnya” (hlm 2)


2. Hati Magdalena mudah berpaling dari tidak menyukai jadi mencintai Stevan hanya karena nama Stevan mulai tersohor ketika Stevan menolong orang yang hampir tenggelam. Terlihat dari kutipan,


“Engkau telah merahasiakan jatidirmu Stevan, dan sekarang aku tahu siapa engkau sebenarnya. Aku tahu engkau telah berjasa menyelamatkan orang yang hampir mati tenggelam, yang menyebabkan engkau menderita demam.’ Kata Magdalena sembari mengulurkan tangannya pada Stevan.” (hlm 48)


“…ia satu-satunya orang yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang yang hampir tenggelam, padahal orang itu tidak dikenalnya, dan meskipun ia sendiri hampir celaka…” (hlm 183)


3. Magdalena malu mengakui Stevan sebagai kekasihanya kepada teman-temannya karena Stevan adalah laki-laki yang jelek lahiriahnya. Terlihat dari kutipan,


“Sebenarnya Magdalena berbohong, tidak mungkin ia berterus-terang. Karena lelaki yang mereka ejek, yang mereka pergunjingkan habis-habisan tentang ketololan dan kebodohannya, ditertawakan dengan seenaknya itu, tak lain adalah tunangannya sendiri, lelaki yang ia cintai dan sayangi.” (hlm 188)


“Akhirnya Magdalena merasakan perihnya kesedihan dilubuk hati ketika ia tahu bahwa perhiasan yang diharapkan akan dibanggakan di depan teman-temannya kelak sudah dicela, dicerca dan ditertawakan oleh lelaki dan perempuan. Ia memikirkan hal itu sesaat, lalu merasakan derita kesedihan jiwa seperti orang yang sedang mengalami sakaratul maut.” (hlm 191)


4. Magdalena lebih memilih Edward menjadi suaminya karena Edward lebih kaya dan terhormat daripada Stevan. Terlihat dari kutipan,


“Edward menyela di antara keduanya dan memeluk Magdalena sambil berkata, ‘Marilah sayang. Sudah lama kita duduk di tempat ini hingga bosan.’ Magdalena mengikutinya dengan diam dan tertunduk, mereka berdua masuk ke dalam rumah dan lambat-laun menghilang dari pandangan. Meninggalkan Stevan terpaku sendirian.” (hlm 256)


“Engkau tahu Stevan, aku seorang gadis yang miskin dan engkau juga seorang pemuda yang fakir, tak mempunyai uang, yang dapat membantumu sebagai suami dan ayah. Maka sebaiknya kita saling berpisah. Masing-masing menempuh jalan sendiri untuk mencapai kebahagiaan dan kesenangan hidup. Kurasa ini lebih baik, tidak peduli kita menyukai atau tidak.” (hlm 293)


5. Setelah tahu keburukan sifat Edward, Magdalena berharap bisa kembali dengan Stevan dan memohon ampun kepada Stevan. Terlihat dari kutipan,


“Edward menderita sakit keras hingga hampir saja merenggut nyawanya, karena musibah yang menimpanya itu. Stevanlah yang menjaga dan merawat selama sakitnya, membantuk dan meringankan musibahnya…” (hlm 370)


“…sekarang aku mencintai Stevan dengan cinta yang belum pernah kumiliki sebelumnya dalam hidupku, karena cinta ini semata-mata untuk cinta, tanpa cita-cita dan harapan atau alasan yang lain…” (hlm 381)


“…bahkan sampai sekarang aku yakin, bahwa aku belum pernah melupakannya walau seharipun. Aku telah menipu dan membohongi diriku sendiri, ketika aku mengira dapat hidup tanpa dirinya, dan aku merasa beruntung hidup di sisi orang lain selain dirinya.” (hlm 381)


“Engkau sangat kejam padaku, Stevan. Jika engkau menghendaki, engkau dapat mengasihi dan menyayangiku.” (hlm 403)


“Magdalena semakin sedih dan menangis tersedu-sedu seraya mengulurkan tangannya pada Stevan dan memelas, ‘inikah semua yang masih tersisa bagiku dan hatiku, Stevan?’ airmata Magdalena telah menggetarkan dan mengobarkan kembali perasaan Stevan.” (hlm 405)


6. Magdalena digambarkan sebagai gadis yang lemah dan tidak kuat menanggung kesedihan akibat tidak mendapatkan maaf dari Stevan, Magdalena memilih untuk bunuh diri.


“Apa yang dapat kuperbuat dengan diriku, setelah penolakanmu, Stevan? Dan apa yang dapat kukerjakan dengan hidupku, setelah kehilangan dirimu, setelah putus duniaku dari duniamu?” (hlm 416)


“Stevan memalingkan wajahnya kea rah itu dan melihat orang yang sedang kelelap menggelepar-nggelepar di tengah arus sungai, mengacungkan tangannya kea rah tepi, seakan-akan meminta tolong. Kebetulan badai sedang mengamuk dan angin topan mengoyak dari tiap sudut sungai. Stevan melihat Fritz sedang mempercepat perahu ke arah orang yang kelelap itu untuk menolongnya. Iapun berteriak, ‘cepat Fritz, tolonglah, itu Magdalena!” (hlm 412-413)


“Tiba-tiba datang gelombang besar di sekeliling Magdalena yang telah kelelap itu. Gelombang itu menggunung, berputar-putar, berputar dan menggulung-gulung sekelilingnya.” (hlm 413)


KESIMPULAN
1. Magdalena adalah gadis yang mencintai pria hanya karena sifat lahiriah pria tersebut. Maka dari itu, Magdalena tidak menyukai Stevan karena lelaki tersebut sangat buruk lahiriahnya.
2. Hati Magdalena mudah berpaling dari tidak menyukai jadi mencintai Stevan hanya karena nama Stevan mulai tersohor ketika Stevan menolong orang yang hampir tenggelam
3. Magdalena malu mengakui Stevan sebagai kekasihanya karena Stevan adalah laki-laki yang jelek lahiriahnya
4. Magdalena lebih memilih Edward sebagai suaminya karena Edward lebih kaya dan terhormat daripada Stevan
5. Setelah tahu keburukan sifat Edward dan ditinggal mati suaminya tersebut, Magdalena berharap bisa kembali dengan Stevan dan memohon ampun kepada Stevan
6. Magdalena adalah gadis yang lemah dan tidak kuat menanggung kesedihan akibat tidak mendapatkan maaf dari Stevan, Magdalena memilih untuk bunuh diri

Tidak ada komentar: